Kudu Dipikirin Dalem-Dalem, Baru Ngerti
Kudu Dipikirin Dalem-Dalem, Baru Ngerti...
Udah sering banget baca hal ini, tapi kok rasanya pemahamannya berbeda ketika dipikirin dalem-dalem. Bayangin kalau kita yang ada di posisi itu... Jangan-jangan selama ini cuma mata dan mulut aja yang baca, tapi otak sama hati diem-diem aja... 😂
Waktu itu, saya mikir, "Kudu banget nih investasi uang." Semakin engeh soal inflasi, saya sadar jangan sampai uang yang ada di tabungan nguap begitu aja. 🍃🍃🍃
Seiring waktu, mulai ada tanda-tanda biologis menurun... Wah, gejala jompo mulai menyerang! 😂
Akhirnya, mulai kepikiran, "Untuk apa nabung dan investasi uang, kalau nggak bisa nikmatin hasilnya nanti karena kondisi fisik udah menurun?" Fix! Benerin makan, kencengin olahraga... Jadilah sekarang punya goal investasi baru: sehat! ✨
Investasi Itu Bukan Cuma Uang
Kemarin, saya sempat diskusi panjang lebar dengan teman kerja tentang profil risiko investasi. Menariknya, kami sampai pada kesimpulan bahwa profil risiko seseorang biasanya akan cenderung turun seiring bertambahnya usia. Misalnya, ketika usia semakin tua, kita lebih memilih investasi yang low-risk daripada high-risk, karena nggak cuma mikirin diri sendiri, tapi juga tanggungan keluarga. 🥺
Kalau dipikir-pikir, faktor-faktor ini bisa memperlambat pencapaian tujuan finansial kita, sementara kita juga dikejar usia produktif. Low-risk aman, tapi lama nyampenya. High-risk, cepat, tapi deg-degan!
Low-Risk vs High-Risk
Sekarang, mari kita bahas lebih dalam lagi soal pilihan investasi.
Low-Risk
Kebanyakan investasi low-risk alokasinya biasanya di pasar uang atau obligasi. Selama ini, obligasi cenderung aman—bahkan di masa-masa krisis, seperti saat COVID-19, obligasi masih stabil. Secara awam, saya rasa lebih dari 90% aman, deh. 😅
High-Risk
Nah, untuk high-risk, ini yang paling cepat buat nyampein tujuan finansial. Tapi, risikonya gede banget buat saya pribadi. Kalau nggak intens memantau kondisi keuangan atau laporan pasar, kita bisa terlambat tahu dan keburu floating loss. 😬
Kalau udah floating loss gini, saya jadi mikir, “Gimana ya, jangan sampai jadi realized loss." 😂 Selain itu, ada ketidakpastian ekonomi dan regulasi yang bikin makin susah. Banyak perusahaan yang terpaksa layoff karena kehabisan kas untuk operasional. 🥺
Jadi, setelah dipikir-pikir, baiknya pilih low-risk atau high-risk?
Investasi Itu Untuk Menjaga Nilai
Melihat profil risiko saya yang lebih condong ke low-risk, saya akhirnya menyadari kalau tujuan investasi itu bukan untuk cepat kaya, tapi untuk menjaga nilai uang agar tidak tergerus inflasi. Di sisi lain, saya juga mulai menyadari satu hal: keberuntungan atau luck, meskipun sulit dihitung, bisa memperbesar kemungkinan sukses.
Dengan mempertimbangkan semua itu, saya rasa pilihan saya adalah tetap di low-risk. Tapi, gimana caranya agar tujuan finansial bisa tercapai dengan tepat waktu, meski memilih risiko yang rendah?
Investasi yang Lebih dari Uang
Ternyata jawabannya sederhana: perbesar pendapatan. Agar tujuan finansial tercapai lebih cepat, kita perlu terus berinovasi dan meningkatkan skill. Baik itu soft skill maupun hard skill, tergantung kebutuhan. Investasi skill adalah salah satu cara akselerasi pencapaian tujuan finansial. Semakin cepat tujuan tercapai, semakin baik, bukan?
Kesimpulan
Jadi, investasi itu bukan cuma tentang uang. Ada tiga jenis investasi yang saya lihat penting:
- Investasi Uang: Untuk menjaga nilai mata uang agar tidak tergerus inflasi.
- Investasi Sehat: Kesehatan adalah bagian dari tujuan finansial, karena tanpa tubuh yang sehat, kita nggak bisa menikmati hasil kerja keras kita.
- Investasi Skill: Skill adalah aset yang bisa terus diperdalam dan dijual. Dengan memiliki skill, kita bisa mempercepat pencapaian tujuan finansial.
Lalu, apa langkah selanjutnya? Mari kita terus belajar dan berusaha, semoga ada waktu untuk merenung lebih dalam lagi. Hehe...